04.12

Ketika Sahabat Menjadi Pacar

Yolanda sudah bersahabat dengan Habibi sejak pertama kali mereka masuk kuliah. Tak susah bagi mereka untuk berbagi cerita karena ternyata mereka punya hobi dan kebiasaan yang sama; kopi dan sepak bola. Selama ini Yolanda hanya menganggap Habibi sebatas sahabat yang selalu bisa ia andalkan. Namun, ada yang berbeda dari Habibi belangkangan ini yang membuat Yolanda diam-diam menaruh hati padanya. Tiba-tiba saja ia sering memikirkan Habibi dan cemburu ketika wanita lain mendekatinya. Apakah Yolanda mulai mencintai Habibi?


Pernahkah kamu terjebak dalam posisi seperti Yolanda, di mana kamu mencintai sahabatmu namun takut untuk mengungkapkannya karena kamu berpikir persahabatan kalian akan rusak karenanya? Mungkin kamu berpendapat, “Daripada aku kehilangannya, lebih baik aku tetap memilikinya sebagai sahabat.” Nah, bagaimana jika sahabatmu juga berpikiran sama, bahwa ia juga diam-diam menyayangimu lebih dari sekedar sahabat?


Tak ada salahnya kok mengungkapkan perasaan sayangmu pada sahabatmu. Jika kamu memutuskan untuk menyatakan cintamu padanya, perhatikan beberapa hal berikut terlebih dulu

1.Pastikan kamu benar-benar menyayanginya lebih dari sekedar sahabat

Sebelum kamu memutuskan untuk mendeklarasikan perasaan cintamu, pastikan kamu sungguh-sungguh mencintainya dan bukannya hanya perasaan suka sesaat. Lalu bagaimana mengetahui bahwa kamu memang sungguh mencintainya? Coba perhatikan, apakah ada sesuatu yang tampak berbeda darinya? Misalnya, dia mengganti potongan rambutnya dan caranya berpakaian yang membuatnya 10 kali lipat lebih ganteng dari biasanya. Atau, seseorang berpendapat bahwa kalian akan menjadi pasangan yang paling serasi di kampus. Atau bisa saja ia sedang melakukan pendekatan dengan seorang mahasiswi baru di kampus dan kalian menjadi jarang meluangkan waktu bersama – dan kamu tidak suka ia berdekatan dengan perempuan itu. Jika ini yang kamu alami, besar kemungkinannya kamu tidak sungguh-sungguh mencintainya sebagai ‘pria’. Tunggulah beberapa minggu sampai perasaan ini hilang dengan sendirinya. Kamu akan berterima kasih karena tidak terburu-buru mengungkapkan cintamu yang ternyata hanya sesaat itu.


2.Apakah sekarang waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanmu?
Ternyata kamu sudah sangat yakin dan positif bahwa kamu mencintainya sebagai ‘pria’. Tunggu dulu! Jangan buru-buru mengungkapkan cintamu padanya. Perhatikan dulu situasi di sekitarmu. Apakah sahabatmu itu sedang menjalin hubungan dengan orang lain? Jika iya, tentu bukan ide yang bijak untuk mengacaukan hubungan mereka, kan? Lalu, apakah kamu sendiri sedang berpacaran dengan seseorang? Mana yang lebih penting bagimu, pacarmu atau sahabatmu? Mana yang lebih kamu cintai? Kalau memang kamu lebih mencintai sahabatmu, putuskan hubunganmu dengan pacarmu sebelum kamu menyatakan cintamu pada sahabatmu.


3.Bagaimana mengungkapkan cintamu pada sahabatmu?
Oke, perasaanmu sudah cukup meyakinkan dan situasi aman. Dia tidak sedang berpacaran dengan orang lain, begitu pula denganmu. Sekaranglah saatnya bagimu mengucapkan kata-kata yang sudah kamu pendam selama berminggu-minggu (atau bahkan berbulan-bulan). Jangan hanya sekedar menyeretnya ke sebuah ruangan kosong di kampus dan tanpa basi-basi berkata, “Aku cinta kamu.” Kamu pun perlu perencanaan yang matang sebelum memutuskan mengungkapkan cintamu. Pikirkan kata-kata yang akan kamu ucapkan. Mainkan peranmu dalam imajinasimu sampai kamu merasa cukup mantap dengan pilihan kata-katamu. Ada baiknya pula kamu tidak mengatakan kata C itu, tapi gantilah dengan kalimat semacam, “Aku mulai melihatmu lebih daripada sekedar teman.” Mengucapkan kata C hanya akan membuatnya takut jika ternyata ia tidak siap mengetahui kenyataan bahwa sahabatnya mencintainya. Usahakan juga untuk mengungkapkannya dengan nada yang biasa saja. Jangan membuatnya seolah-olah merubah perasaan sayangmu menjadi cinta merupakan hal yang menakutkan.


4.Bagaimana jika dia tidak balik mencintaimu?  
Dengan mengungkapkan perasaanmu, kamu sudah siap menerima segala risikonya. Jika ia tidak balik mencintaimu, kamu pun harus bisa menerima kenyataan itu karena kamu telah berpikir sebelumnya, bahwa lebih baik mengungkapkan cintamu daripada menyembunyikannya. Setidaknya, kamu tahu bagaimana perasaannya padamu, kan? Mungkin sahabatmu akan bersikap seolah-olah percakapan itu tidak pernah terjadi dan tetap memperlakukanmu seperti biasa. Namun, jika sulit bagimu untuk terus bersamanya, hindari dia sementara waktu sampai kamu bisa benar-benar siap menerima keputusannya.


Saat persahabatan sudah berubah menjadi cinta, pastinya akan ada beberapa kemungkinan dan perubahan yang terjadi. Seperti apa jadinya ketika persahabatan menjadi cinta? Yuk lihat beberapa kemungkinannya di bawah ini:


Ketika wanita dicintai sahabat prianya
  • Ternyata, tidak semua wanita menganggap hubungan cinta yang berawal dari persahabatan merupakan hal normal yang seharusnya terjadi. Beberapa perempuan bahkan akan kecewa ketika mengetahui sang sahabat ternyata memendam perasaan cinta padanya. Bukannya apa-apa, wanita sering berpikiran bahwa ketika persahabatan menjadi cinta, maka hubungan mereka tak akan sama seperti sebelumnya. Mereka takut bila nantinya hubungan percintaan mereka putus – dan si wanita ternyata masih menyayangi sahabatnya – maka besar kemungkinannya mereka tak akan bisa menjadi sahabat seperti semula. Mengapa demikian? Bayangkan jika ternyata si pria sudah memiliki gandengan lain. Tentu menyakitkan bagi sang wanita melihat pria yang dicintainya bersama wanita lain, bukan? Nah, itulah yang ditakutkan wanita jika sahabat prianya mencintainya.
  • Sebagian perempuan menganggap persahabatan yang dilandasi cinta hanyalah kepura-puraan semata. Ia akan berpikir bahwa sang sahabat hanya sekedar mengambil keuntungan pribadi (misalnya ketika si wanita bersedih dan si pria dengan suka rela – dan senang hati – menyodorkan bahunya untuk menangis) dengan menjadi sahabatnya, padahal diam-diam ia memendam perasaan pada sang wanita. Jika ia mengetahui hal ini, mungkin ia akan balik marah pada sahabat prianya tersebut.
  • Ada juga perempuan yang akan merasa canggung memperlakukan sahabat yang ternyata mencintainya. Mungkin ia ingin mengatakan sejujurnya bahwa ia tidak memiliki perasaan yang sama dengannya. Namun, sisi sensitif dan melankolis perempuan ‘melarang’ hal tersebut karena ia tidak ingin mengecewakan dan membuat sang sahabat patah hati. Padahal, jika si wanita tersebut mengungkapkan dengan jujur – dan hati-hati – bahwa ia tidak mencintai si pria, tentu pria tersebut akan mengerti.
  • Jika si perempuan tidak memiliki perasaan yang sama seperti sahabatnya, ia akan menghindari sahabatnya tersebut karena ia beranggapan dengan cara inilah si sahabat akan mengerti bahwa wanita yang dicintainya ternyata tidak memiliki perasaan yang sama dengannya.


Ketika pria dicintai sahabat wanitanya
  • Meski pria dikenal lebih terbuka dan spontan, ia mungkin tidak akan terang-terangan mengatakan bahwa ia tidak memiliki perasaan yang sama seperti sahabat wanitanya tersebut. Apa lagi kalau bukan karena ia tidak ingin menyakiti sahabatnya. Tentu si wanita akan kecewa jika ia mengetahui ternyata sahabatnya tidak mencintainya.
  • Beberapa pria yang ‘kreatif’ akan menunjukkan perasaan tidak cintanya dengan cara unik. Misalnya saja, ia akan mempertontonkan hubungan yang romantis dengan wanita lain hanya untuk menunjukkan pada sahabat wanitanya bahwa, ini lho wanita yang aku cintai. Bukan kamu.” Ide kreatif lainnya yaitu dengan menjodohkan sahabatnya tersebut dengan laki-laki lain. Bisa ditebak, tentu si wanita terang-terangan menolak ide yang dianggapnya gila tersebut.
  • Pria yang bisa dibilang cukup berperasaan dengan suka rela akan menghindari sahabat perempuannya. Ia berpikir, jika mereka menghabiskan lebih sedikit waktu berdua, si wanita akan perlahan-lahan melupakannya. Namun, wanita tidak terlalu memahami ‘trik’ ini dan malah berasumsi bahwa sahabatnya tidak lagi membutuhkan dan menyukainya.
  • Ada juga laki-laki yang cukup ‘tega’ mengatakan yang sebenarnya pada si sahabat. Ia tidak bermaksud kejam, tetapi ia hanya berpikir bahwa lebih baik sahabatnya mengetahui yang sebenarnya sebelum perasaan cintanya semakin menjadi. Dan yah, setelah itu besar kemungkinannya ia akan menghindari si wanita selama beberapa waktu sampai sang sahabat bisa sepenuhnya melupakannya. Meski demikian, ada juga pria yang tetap memperlakukan si wanita seperti biasa dan menganggap seolah-olah perasaan cinta itu tidak pernah ada.
Ketika sahabat menjadi kekasih


Selamat! Kamu mencintai sahabatmu dan dia pun begitu. Ketika sahabatmu menjadi pacarmu, mungkin beberapa hal tidak akan sama seperti sebelumnya. Jika sebelumnya kamu bebas bercerita tentang betapa gantengnya Grimm Jow, murid kelas sebelah, tentu sekarang kamu tidak bisa seenak perutmu membicarakan Grimm Jow di depan pacarmu, yang ternyata adalah ‘mantan’ sahabatmu. Bisa-bisa ia cemberut 3 hari 3 malam dan kamu dengan polosnya bertanya, “Kenapa mesti marah? Biasanya aku juga ngomongin Grimm Jow ke kamu.”


Tentu setelah menjadi pacar, ada batasan-batasan yang berbeda ketika ia masih sebagai sahabatmu. Namun, bukan berarti hubungan kalian menjadi semakin jauh, loh. Ternyata, pacar, suami atau istri yang terbaik untuk kita adalah seseorang yang bisa menjadi sahabat buat kita, di mana kita bisa dengan nyaman menjadi diri sendiri tanpa harus “jaim”, bisa dengan bebas berbagi rahasia dan hal-hal dalam hidup kita dengannya, dan bisa dengan jujur dan terbuka mengekspresikan perasaan kita, baik itu senang, sedih, marah ataupun bimbang. Seperti kata kebanyakan orang, “Aku bahagia menikahi sahabatku".

1 Comment: